Rabu, 02 Juni 2010

SI LAMSIJAN KAEDANAN

Novel karangan Ki Umbara, diterbitkan oleh Pustaka Dasentra di Bandung tahun 1983. buku ini berukuran 18 cm x 12 cm, dengan tebal 68 halaman.
Dalam novel ini pengarang mengemukakan masalah ajaran moral dan pendidikan. Cinta orang miskin dan tunarupa tidak mendapat balasan dari orang kaya dan cantik walaupun menggunakan berbagai usaha. Orang yang telah mendapat ajaran agama Islam dan menghargai ibu (orang tua) mendapat kesenangan. Novel ini menggambarkan kesedihan akibat cinta yag tidak tercapai, yang diungkapkan dengan romantis, humoris, dan enak dibaca.

Ringkasan Ceritera
Lamsijan terus terang kepada ibunya jatuh cinta pada Amoy, anak Babah Tan A Sien, tetapi ibunya tidak merestui sebab Amoy kapir dan Lamsijan sendiri orang miskin yang berwajah bopeng akibat serangan penyakit cacar.
Lamsijan melihat Amoy sedang mandi di kali yang membuatnya tergila-gila pada amoy. Lamsijan minta asihan pada Ua Dukun agar dapat menikah dengan Amoy.
Cepleu, wanita pembantu Amoy, yang berbadan dan berupa jelek berjuang untuk mendapatkan cinta Lamsijan. Apalagi setelah guna-guna Lamsijan yang ditujukan kepada Amoy kena pada Cepleu. Cepleu semakin cinta kepada Lamsijan. Lamsijan memasang guna-guna untuk membuat Cepleu tidak senang pada Lamsijan.
Lamsijan minta asihan kepada Mama Kiai, sehingga Amoy dapat bersujud dipelukan Lamsijan. Tetapi Amoy yang cantik itu dibawa Tuan Opsir semalaman dari rumah Lamsijan, ketika Lamsijan pergi ke pos ronda. Lamsijan sedih sekali. Di rumah Lamsijan, Cepleu ditinggalkan Amoy. Menurut permintaan ibunya Lamsijan kawin dengan Cepleu.
Lamsijan yang malas ketika istrinya mengidam, mulai usaha dagang. Lamsijan mendapat bantuan modal dari Tan A Sen sebagai rasa terimakasih pada Lamsijan, yang telah menyelamatkan Amoy waktu rumahnya dibakar.

PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1986

Tidak ada komentar:

Posting Komentar