Rabu, 02 Juni 2010

ARJUNA SASRABAHU

Berbeda dengan Mahabarata  dan Ramayana, ceritera Arjuna Sasrabahu belum ada yang ditulis dalam bentuk Wawacan. Dalam pertunjukan wayang pun lakon ini jarang dipentaskan.
J.Kats pada Poesaka Soenda I (12), II (2) 1923, memuat ringkasan ceritera ini pada seri bahasannya mengenai wayang. Kemudian M.A. Salmun dalam Padalangan, 1961 memuat hanya ringkasannya saja.
Arjuna Sasrabahu (biasa pula ditulis Arjuna Sasrabau dan disingkat Arjuna Sasra sebagai tokoh protagonis, titisan Wisnu, melawan Rawana (di Jawa Barat disebut Rahwana) sebagai tokoh antagonis. Oleh karena Arjuna Sasra, titisan Wisnu, maka permaisurinya pun harus titisan Dewi Sri. Titisan Dewi Sri itu lahir di Magada dalam diri Dewi Citrawati, yang kemudian dilamar dan diperistri oleh Arjuna Sasra.
Rahwana sejak lama mendambakan titisan Dewi Sari karena tidak terlaksana mengawini Widawati (titisan Dewi Sri yang ditemui di kawasan Lokapala). Ketika Rahwana mengetahui bahwa Arjuna Sasra melamar Dewi Citrawati ia merasa terhina sehingga terjadilah peperngan antara Rahwana dengan Arjuna sasrabahu. Dalam peperangan itu Rahwana kalah, tetapi Arjuna Sasra tidak membunuhnya, bahkan memaafkannya. Rahwana diperbolehkan pulang kembali ke negaranya Alengka.
Dendam kesumat Rahwana timbul lagi sehingga tidak lama kemudian ia kembali memerangi Arjuna Sasrabahu. Dalam peperangan yang kedua kalinya ini Arjuna Sasrabahu gugur.
Begitulah ringkasan lakon Arjuna Sasrabahu. Lakin ini sebenarnya panjang sekali, tetapi kebanyakan mengisahkan Rahwana di samping banyak lagi sempalan (bagian lakon) yang mengisahkan tokoh lain. Misalnya Gotama dan putera-puteranya, Subali, Sugriwa dan Anjani. Wisrawana yang diperangi Rahwana, dan Somantri yang mengabdi kepada Arjuna Sasra, dan adiknya Sumantri, Suksrana, yang memindahkan taman Sriwedari


PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1986

Tidak ada komentar:

Posting Komentar